Ibunya Meninggal di Bus Primajasa, Anak Ini Menangis Digendong Sopir: Mamah Kenapa Tidur Terus.
Juli 06, 2021
Edit
Seorang wanita meninggal dunia di dalam Bus Primajasa jurusan Garut-Jakarta, Selasa (12/2/2019). Saat diperiksa polisi, tak ada satu pun identitas yang ditemukan dari barang bawaan korban.
Namun setelah kabar meninggalnya korban tersebar, seorang pria yang merupakan suami korban mengonfirmasi bahwa korban adalah keluarganya.
Berikut beberapa fakta tentang kejadian ini.
1. Kondektur Bus Lapor Polisi
Kanit Reskrim Polsek Tarogong Kidul, Ipda Aji kepada Tribun-Video menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan terkait meninggalnya korban dari kondektur bus.
1. Kondektur Bus Lapor Polisi
Kanit Reskrim Polsek Tarogong Kidul, Ipda Aji kepada Tribun-Video menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan terkait meninggalnya korban dari kondektur bus.
Laporan diterima Polsek Tarogong Kidul sekitar pukul 14.00 WIB.
"Setelah mendapat laporan, pihak kami langsung menuju Terminal Guntur untuk melakukan pemeriksaan dan evakuasi korban," ujar Ipda Aji kepada Tribun-Video, Jumat (15/2/2019).
2. Tak Ditemukan Identitas
Saat memeriksa korban, tak ada satu pun identitas yang ditemukan polisi.
"Jadi tak ada kartu identitas yang ditemukan, korban kemudian kami bawa ke rumah sakit untuk diidentifikasi," ujar Aji.
3. Suami Korban Datang ke Polsek
Pihak kepolisian kemudian menyebarkan informasi tersebut di media sosial, berharap keluarga korban mengetahuinya.
Usaha polisi membuahkan hasil, keluarga korban yang diwakili sang suami datang ke polsek untuk memastikan korban adalah keluarganya.
"Jadi karena tak ada identitas, kami sebarkan info di sosmed. Keesokan harinya ada warga katanya suami korban datang ke polsek bawa kartu identitas yang foto wajahnya sama dengan korban," kata Ipda Aji.
4. Identitas Korban
Berdasarkan informasi dari suami, korban adalah Nurhayati, warga Kampung Cisonari, Desa/Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut.
"Korban warga Garut, sudah menikah cuma memang kerja di Jakarta." ujar Ipda Aji.
Hal tersebut berdasarkan kartu identitas korban yang dibawa sang suami ke kantor polisi.
"Saat dapat kabar ada wanita meninggal di bus, suami mikirnya itu adalah istrinya karena tak kunjung sampai rumah saat pulang dari Jakarta," ucap Ipda Aji.
5. Tak Ada Tanda-tanda Tindak Kekerasan
Dari hasil pemeriksaan forensik, tak ditemukan tanda-tanda tindak kekerasan di tubuh korban.
"Tak ada tanda-tanda tindakkan kekerasan, diduga meninggal karena sakit," ujarnya.
Dugaan tersebut diperkuat dengan pengakuan suami korban yang membenarkan bahwa korban pulang ke Garut dalam keadaan sakit.
"Korban sebelumnya mengeluh pusing ke suami, jadi korban meninggal karena sakit. Diduga hipertensi," ucapnya.
Jenazah korban pun telah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Keluarga korban menolak untuk diautopsi, jadi langsung kami seharkan ke pihak keluarga." tutup Ipda Aji
Berdasarkan informasi dari suami, korban adalah Nurhayati, warga Kampung Cisonari, Desa/Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut.
Nurhayati diduga meninggal karena sakit, karena sempat mengeluh pusing kepada suaminya.
"Korban sebelumnya mengeluh pusing ke suami, jadi korban meninggal karena sakit. Diduga hipertensi," ucapnya.
Jenazah korban pun telah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Keluarga korban menolak untuk diautopsi, jadi langsung kami seharkan ke pihak keluarga." tutup Ipda Aji.
Sang Putra Menangis Cari Ibunya
Jenazah Nurhayati pun dibawa pulang pihak keluarga.
Sejumlah awak dari PO Bus Primajasa turut mengantar kepulangan jenazah Nurhayati ke kediamannya.
Dalam video yang beredar, tampak seorang pria mengenakan seragam PO Bus Primajasa menggendong satu dari tiga anak Nurhayati.
Sejumlah awak Bus Primajasa tampak menangis.
Setelah menggendong anak lelaki Nurhayati, sopir bus itu turut menggendong anak perempuan Nurhayati.
"Mamah mau pulang hari Rabu, bakal beli jeruk. Kenapa mamah tidur terus," ujar anak pertama Nurhayati sembari menangis.
Tangis keluarga dan orang-orang yang menyaksikan momen tersebut pun pecah.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang
Sumber: bantenhits.com
"Setelah mendapat laporan, pihak kami langsung menuju Terminal Guntur untuk melakukan pemeriksaan dan evakuasi korban," ujar Ipda Aji kepada Tribun-Video, Jumat (15/2/2019).
2. Tak Ditemukan Identitas
Saat memeriksa korban, tak ada satu pun identitas yang ditemukan polisi.
"Jadi tak ada kartu identitas yang ditemukan, korban kemudian kami bawa ke rumah sakit untuk diidentifikasi," ujar Aji.
3. Suami Korban Datang ke Polsek
Pihak kepolisian kemudian menyebarkan informasi tersebut di media sosial, berharap keluarga korban mengetahuinya.
Usaha polisi membuahkan hasil, keluarga korban yang diwakili sang suami datang ke polsek untuk memastikan korban adalah keluarganya.
"Jadi karena tak ada identitas, kami sebarkan info di sosmed. Keesokan harinya ada warga katanya suami korban datang ke polsek bawa kartu identitas yang foto wajahnya sama dengan korban," kata Ipda Aji.
4. Identitas Korban
Berdasarkan informasi dari suami, korban adalah Nurhayati, warga Kampung Cisonari, Desa/Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut.
"Korban warga Garut, sudah menikah cuma memang kerja di Jakarta." ujar Ipda Aji.
Hal tersebut berdasarkan kartu identitas korban yang dibawa sang suami ke kantor polisi.
"Saat dapat kabar ada wanita meninggal di bus, suami mikirnya itu adalah istrinya karena tak kunjung sampai rumah saat pulang dari Jakarta," ucap Ipda Aji.
5. Tak Ada Tanda-tanda Tindak Kekerasan
Dari hasil pemeriksaan forensik, tak ditemukan tanda-tanda tindak kekerasan di tubuh korban.
"Tak ada tanda-tanda tindakkan kekerasan, diduga meninggal karena sakit," ujarnya.
Dugaan tersebut diperkuat dengan pengakuan suami korban yang membenarkan bahwa korban pulang ke Garut dalam keadaan sakit.
"Korban sebelumnya mengeluh pusing ke suami, jadi korban meninggal karena sakit. Diduga hipertensi," ucapnya.
Jenazah korban pun telah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Keluarga korban menolak untuk diautopsi, jadi langsung kami seharkan ke pihak keluarga." tutup Ipda Aji
Berdasarkan informasi dari suami, korban adalah Nurhayati, warga Kampung Cisonari, Desa/Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut.
Nurhayati diduga meninggal karena sakit, karena sempat mengeluh pusing kepada suaminya.
"Korban sebelumnya mengeluh pusing ke suami, jadi korban meninggal karena sakit. Diduga hipertensi," ucapnya.
Jenazah korban pun telah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Keluarga korban menolak untuk diautopsi, jadi langsung kami seharkan ke pihak keluarga." tutup Ipda Aji.
Sang Putra Menangis Cari Ibunya
Jenazah Nurhayati pun dibawa pulang pihak keluarga.
Sejumlah awak dari PO Bus Primajasa turut mengantar kepulangan jenazah Nurhayati ke kediamannya.
Dalam video yang beredar, tampak seorang pria mengenakan seragam PO Bus Primajasa menggendong satu dari tiga anak Nurhayati.
Sejumlah awak Bus Primajasa tampak menangis.
Setelah menggendong anak lelaki Nurhayati, sopir bus itu turut menggendong anak perempuan Nurhayati.
"Mamah mau pulang hari Rabu, bakal beli jeruk. Kenapa mamah tidur terus," ujar anak pertama Nurhayati sembari menangis.
Tangis keluarga dan orang-orang yang menyaksikan momen tersebut pun pecah.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang
Sumber: bantenhits.com