Anak Ini Hampir Meninggal Karena Giginya yang Rusak, Pelajaran Buat Para Orangtua
Agustus 11, 2021
Edit
Anak Ini Hampir Meninggal Karena Giginya yang Rusak, Pelajaran Buat Para Orangtua
Akibat gigi yang rusak anak bunda ini harus menderita penyakit yang hampir merenggut hidupnya, kisahnya dibagikan agar menjadi pelajaran bagi Bunda-bunda lain agar kejadian yang sama tidak terulang.
Bunda, sebuah pelajaran berharga yang dapat kita petik dari pengalaman orang lain. agar kita sebagai orang tua selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita.
Media sosial lagi-lagi menjadi tempat pembelajaran bagi banyak orang.
Banyak kisah-kisah yang diunggah di media sosial dan menjadi viral, hal tersebut menjadi pelajaran tersendiri bagi warganet yang membacanya. Seperti halnya cerita bunda berikut ini.
Gara-gara ada gigi yang rusak, gadis kecilnya harus terpaksa dirawat dan menjalani deretan pengobatan medis.
Dari akun Facebook Almaira Rumah Busana, seorang Bunda membeberkan kisah anaknya yang terpaksa dirawat dan menjalani serangkaian pengobatan, karena disebabkan gigi rusak. Berikut cerita lengkapnya dari lamana Facebook Almaira (22/1).
“Bismillah…
Ibu2 dan teteh sedikit cerita tentang pengalaman kami menghadapi ujian ketika teteh Alma didiagnosa terjangkit penyakit HSP (Henoch-Scholein-Purpura)
Yg pertama kali terpikir dibenak ibu2 pasti jenis penyakit apa yah? Kok tabu didengar.
Saya share kronologisnya yah… Semoga bermanfaat untuk kita semua… aamiin
Pada awalnya tepat satu minggu sebelum masuk sekolah tahun ajaran baru di TK B, tiba2 teh alma mengeluh gatal disekitar punggung.
Pas saya cek ternyata tidak ada bintik merah atau bentol2 disekitar yg gatal, mulus saja seperti tidak ada apa2. Hari ke hari frekuensi gatalnya semakin sering, yg awalnya hanya sekali2 hari2 berikutnya semakin sering mengeluh..
saya dan suami bingung karna benar2 tak nampak apa2 di sekitar yg gatalnya. Pas hari ke 5 paginya kulit sekitar kaki dan tangan teh alma bentol2 seperti alergi, sorenya mengeluh sakit sendi dan bentol2nya berubah menjadi ruam2 seperti darah beku.
Yg membuat saya dan suami kaget pd sore itu teh alma smp tertatih2 tidak bisa berjalan utk sekedar ke kamar mandi sekalipun yg jaraknya sngt dekat dg kamar. Dari sana saya sudah mulai berpikir ada yg tidak beres dg kesehatan anak saya.
Akhirnya keesokan harinya, hari dimana seharusnya teh Alma pertama kali masuk sekolah di TK barunya, kami membawanya ke dokter anak di Sukabumi.
Awalnya kami tidak berpikir terlalu jauh ttg penyakit yg diderita teh alma terkait keluhan2nya. Namun setelah diperiksa oleh dokter tanpa basa basi dokter bilang bahwa pembuluh darah teh Alma pecah, dan sangat berbahaya bagi nyawanya.
Tanpa memperhatikan psikologis kami sebagai orgtua dokter tersebut trus menyampaikan kemungkinan2 terburuk yg akan dialami anak kami.
Smp berpotensi stroke bahkan meninggal. Air mata kami tumpah, tnpa peduli dg sekitar. Bagai disambar petir, lunglai tak bertenaga.
Sementara teteh Alma yg sudah mulai mengerti pembicaraan kami disela2 bertanya, “ibu teteh pasti sembuhkan??” Pertanyaan yg membuat kami getir..
Kemudian utk memastikan jenis penyakit yg dideritanya. Kami melakukan cek darah dan mendatangi dokter lain utk mencari second opinion.
Dan ternyata menurut dokter yg selanjutnya kami datangi pembuluh darah teh Alma memang pecah tapi di area yg tidak begitu berbahaya. Alhamdulillah kami sedikit bernafas lega.
Hari itu akhirnya kami pulang ke Surade dg resep yg diberi dokter. Alhamdulillah setelah mengkonsumsi obat yg diberikan dokter ternyata tidak ada keluhan lg dr teh Alma.
Namun selang seminggu setiba pulang sekolah nampak bintik2 merah di tangan dan kaki teh Alma. Saya foto bintik2 merahnya dan mengirimkannya via wa ke dokter bersangkutan. Respond dokter ternyata t alma harus segera dibawa ke sukabumi utk dicek lbh dalam.
Sesampainya di dokter setelah cek darah lagi, dokter berkesimpulan bahwa teh Alma harus dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung utk diperiksa lebih lanjut oleh dokter spesialis Hematologi anak.
Sebelum benar2 ke RSHS saya dan suami berkonsultasi dg dr. Solly Ram Mozes terkait prosedur dan lain sebagainya. Alhamdulillah Allah mempertemukan kami dg sosok dokter luarbiasa. Segala prosedur yg kami tempuh tidak lepas dr bantuan beliau.
Terutama kami disarankan utk menemui dr. Eni spesialis anak yg bertugas di Rs.Sekarwangi. Setelah diperiksa oleh dr.Eni ternyata beliau menyarankan utk membawa teh Alma ke dr. Spesialis Imonologi di RSHS.
Atas dukungan dan bantuan dr. Solly kami akhirnya membawa t alma ke RSHS bandung berbekal peta lokasi yg diberikan dr. Eni dan saudara2 kami yg ada di Bandung A Nana Ibram dan A Karim Suhaemi yg tidak akan pernah kami lupasegala bantuan tenaga dan pikiran beliau2.
Semoga Allah melimpahkan keberkahan atas beliau2 aamiin, akhirnya kami tiba di RSHS di ruangan spesialis anak. Sambil menunggu antrian, mata saya trus berkaca2 melihat sekitar disuguhkan dg pemandangan anak2 yg Allah uji dg berbagai penyakit didampingi orangtua2 hebat yg nampak tegar.
Masih tak percaya berada di RS besar yg menampung pasien2 berbagai daerah dg penyakit2 yg tak biasa. Setelah menemui dokter, sebelum didiagnosa pasti kami disuruh utk melakukan test rogten terlebih dahulu.