MASYALLAH.. Puluhan Juta Umat Islam Di Afrika Hadiri Acara Maulid Nabi Besar Muhammad SAW

MASYALLAH.. PULUHAN JUTA UMMAT ISLAM DI AFRIKA HADIRI ACARA MAULID NABI BESAR MUHAMMAD SAW



Maulid Nabi Besar Muhammad SAW kerap diperingati sebagian muslim di Indonesia setiap tahunnya. Perayaan kelahiran Rasulullah ini memang tidak dianjurkan dalam Islam, ini hanya sebuah tradisi sebagai bentuk kecintaan umat terhadap kanjeng nabi.

Tradisi memeringati maulid Nabi Muhammad SAW tidak hanya dilakukan bagi umat Islam di Indonesia. Di belahan dunia lain sejumlah negara juga melakukan hal yang sama.

Kami merangkum sejumlah peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai dunia yang dihimpun dari berbagai sumber, berikut ulasannya.

1. Indonesia

Di Yogyakarta, ada sebuah budaya yang hingga saat ini masih terus dilestarikan yaitu Sekaten, untuk memperingati lahirnya Nabi Muhammad SAW.

Sekaten merupakan upacara pendahuluan dari peringatan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW. Diselenggarakan pada tanggal 5 hingga tanggal 12 dari bulan yang sama. Selain di Keraton Yogyakarta, acara serupa juga diselenggarakan di Keraton Surakarta.

Perayaan sekaten meliputi 'Sekaten Sepisan' yakni dibunyikannya dua perangkat gamelan Kiai Nogowilogo dan Kiai Guntur Madu, kemudian pemberian sedekah 'Ngarso Dalem' Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X berupa 'udhik-udhik' (menyebar uang koin) dan kemudian diangkatnya kedua gamelan menuju Masjid Agung Yogyakarta dan ditutup dengan Grebeg. Hampir setiap tahun, masyarakat Yogyakarta serta Solo dan sekitarnya penyelenggaraan sekaten.

Sementara di Aceh, Maulid Nabi dirayakan dengan menyelenggarakan serangkaian acara mulai dari zikir, ceramah agama, hingga kenduri dengan makan bersama.

Selain memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, kenduri juga dijadikan ajang silaturahmi antarwarga desa. Sejumlah orang berkumpul di masjid untuk menikmati hidangan berupa gulai kari kambing dalam belanga besar untuk disantap bersama. Hidangan atau masyarakat Aceh biasa menyebutnya Idang dibawa dari rumah-rumah warga yang dimasak secara sukarela.

Sedangkan di Cirebon, peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau maulid Nabi kerap di istimewakan. Tujuannya, tidak lain untuk mengenang dan selalu meneladani Nabi Muhammad SAW.

Tak heran jika di Cirebon pengaruh tersebut hingga saat ini kental diraskan masyarakat, para pemuka agama yang nota bene berada di tiga keraton Cirebon, Kanoman, Kasepuhan dan Kacirebonan, pada abad ke 15 lalu mengadopsi kegiatan tersebut yang disesuaikan dengan adat keraton yakni digelarnya upacara panjang jimat atau kerap disebut pelal.

Peringatan Maulid Nabi juga turut digelar di makam Sunan Gunung Jati, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Dalam ritual ini, kata panjang ditafsirkan secara harfiah, adalah bentuk piring dan perabotan dapur peninggalan sejarah yang diisi dengan makanan dengan dianalogikan dengan prosesi kelahiran nabi.

Sedangkan kata Jimat, merupakan akronim dari kata Diaji dan Dirumat yang berarti dipelajari dan diamalkan yakni ajaran-ajaran Islam dengan manauladani Nabi Muhammad SAW.

2. Malaysia

Di Malaysia momentum Maulid Nabi Muhammad SAW kerap dirayakan oleh berbagai masyarakatnya. Beberapa agenda festival keagamaan memang diselenggarakan.

Seperti Indonesia, Malaysia pun menjadikan Kamis, 29 Oktober 2020 sebagai hari libur nasional untuk memperingati Maulid Nabi.

3. Turki

Turki menjadi salah satu negara yang tak ketinggalan untuk memeriahkan maulid Nabi Muhammad SAW. Setiap tahunnya, orang-orang di Turki senang merayakannya dengan Tari Darwis.

Para penari darwis lalu tampil di Karabas Veli Darwis Lodge selama perayaan Nabi Muhammad di Kota Bursa, Turki.

4. Afrika Selatan

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Afrika Selatan memiliki tradisi sendiri. Di negara ini wanita muslim dan anak-anak di Cape Town akan memakai baju terbaik untuk mengingat kebesaran rasul.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Afrika Selatan memiliki tradisi sendiri. Di negara ini wanita muslim dan anak-anak di Cape Town akan memakai baju terbaik untuk mengingat kebesaran rasul.

Disana masyarakat yang telah menggunakan pakaian terbaiknya akan membuat upacara Rampies, dengan memotong daun jeruk dan lemon yang nantinya direndam dalam air mawar.

Setelah itu, mereka akan membungkus potongan tersebut dalam plastik kecil atau kertas mirip permen untuk diberikan kepada pria. Selama upacara tersebut dilakukan, mereka harus mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad SAW.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel